7 Perbedaan Investasi Syariah dan Konvensional

Saat ini, kita dihadapkan pada berbagai produk investasi. Ada yang berlandaskan syariah, ada juga yang konvensional.

Lalu, apa perbedaan investasi syariah dan konvensional? Berikut telah kami rangkuman perbedaan kedua jenis investasi tersebut dari berbagai sumber.

Pada dunia ekonomi, investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu periode tertentu dengan harapan penggunaan dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan atau peningkatan nilai investasi.

Inilah uraian Fintech tentang perbedaan investasi konvensional dan investasi syariah.

7 Perbedaan Investasi Syariah dan Konvensional

Sebagai seorang investor yang cerdas dalam setiap keputusannya, pengetahuan fundamental tentang investasi tentu wajib Anda pahami. Nah, berikut ini perbedaan secara umum mengenai investasi syariah dan konvensional, antara lain:

1. Tujuan Investasi

Tujuan investasi syariah tidak semata-mata memikirkan perolehan kembalian (return), tapi juga Socially Responsible Investment (SRI) yaitu suatu bentuk strategi investasi yang menggabungkan antara perolehan keuntungan dengan kebijakan sosial.

Hal ini tentu saja berbeda dengan investasi konvensional yang hanya memiliki tujuan untuk mendapatkan return atau keuntungan sebesar-besarnya.

2. Pengawasan

Investasi syariah langsung diawasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan instrumen syariah agar sesuai dengan prinsip syariah. Sementara investasi konvensional sepenuhnya berada di dalam pengawasan OJK.

3. Akad

Perbedaan investasi syariah dan konvensional yang paling terlihat adalah akadnya. Perjanjian atau akad dalam investasi syariah adalah akad yang meliputi kerja sama (Musyarakah), bagi hasil (Mudharabah), dan sewa menyewa (Ijarah).

Sedangkan investasi konvensional terkesan aplikasinya lebih simpel, produk investasi ini menekankan kesepakatan tanpa ada aturan halal atau juga haram.

4. Ruang Lingkup Produk 

Investasi konvensional mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih besar dari investasi syariah. Berbagai aspek bisnis disini dapat digunakan sebagai produk investasi konvensional tanpa terkecuali.

Sedangkan investasi syariah mempunyai jangkauan yang lebih terbatas karena aspek bisnisnya mengacu pada prinsip syariah dan hukum islam.

5. Indeks Saham

Indeks saham syariah dikeluarkan sendiri oleh pasar modal syariah. Jadi, seluruh saham yang tercantum sudah terjamin halalnya.

Sementara pada saham pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka secara bebas dan tidak memisahkan saham yang halal secara khusus.

6. Mekanisme Transaksi

Perbedaan investasi syariah dan konvensional selanjutnya ada pada mekanisme transaksi. Investasi konvensional memiliki mekanisme pembagian keuntungan yang dihitung dari perkembangan suku bunga.

Arah perputaran uang pada konvensional juga terbuka bebas.

Transaksi yang sifatnya tidak jelas, spekulatif, judi, dan manipulatif juga diizinkan dalam pasar modal investasi konvensional tersebut.

Sedangkan mekanisme transaksi yang akan digunakan dalam investasi syariah diatur dengan lebih ketat dan terbatas. Setiap dana yang dialokasikan dalam investasi ini akan digunakan dalam bidang-bidang tertentu yang telah jelas kehalalanya.

7. Instrumen yang Dijual

Contoh investasi konvensional pada instrumen yang dijual adalah reksadana, saham, obligasi, opsi, right dan warrant.

Sementara pada pasar modal investasi syariah, saham, reksadana dan obligasi yang dijual merupakan instrumen yang telah sesuai dengan hukum syariah.

Dengan adanya reksadana, obligasi dan saham syariah, Anda yang mengutamakan kehalalan dalam setiap transaksi dan aset yang dimiliki tidak perlu susah-susah mencari dan memilah sendiri.

Karena, jenis produk syariah saat ini bisa ditemukan dengan mudah.

Nah, demikian perbedaan investasi syariah dan konvensional yang perlu Anda ketahui. Selalu ingat, memilih investasi yang sesuai dengan kecocokan masing-masing investor akan membuat keuntungan investasi yang dirasakan menjadi lebih maksimal.