4 Jenis Reksa Dana Yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Berinvestasi

Banyak investor mendiversifikasi portofolio mereka dengan menggunakan campuran reksa dana. Dana ini sering ditempatkan ke dalam salah satu dari empat kategori: ekuitas, pendapatan tetap, pasar uang, atau hibrida (seimbang).

Reksa dana saham adalah saham atau setaranya. Dana pendapatan tetap adalah kas negara atau obligasi korporasi. Reksa dana pasar uang adalah investasi jangka pendek pada instrumen utang berkualitas tinggi dari pemerintah, bank, atau korporasi, seperti obligasi AAA korporasi.

4 Jenis Reksa Dana

  1. Dana Ekuitas

Dana saham juga disebut dana ekuitas . Mereka yang paling fluktuatif. Nilainya bisa naik dan turun tajam dalam waktu singkat. Dana ini diinvestasikan di perusahaan publik dari pada perusahaan swasta.

Saham seringkali berkinerja lebih baik dalam jangka panjang dari pada jenis investasi lainnya. Saham diperdagangkan dengan harapan bahwa hasil masa depan perusahaan akan mencakup pangsa pasar yang lebih besar, pendapatan yang lebih besar, dan keuntungan yang lebih tinggi.

Saham cenderung bergerak naik turun karena penilaian investor terhadap kondisi ekonomi dan kemungkinan dampaknya terhadap pendapatan perusahaan. Beberapa investor juga memperhitungkan risiko lain dalam pendapatan, seperti terkena denda atau tuntutan hukum karena mendiskriminasi pekerja tertentu.

Tidak semua reksa dana saham sama. Beberapa dana umum termasuk dana pertumbuhan, yang menawarkan kesempatan untuk apresiasi modal yang besar tetapi mungkin tidak membayar dividen secara teratur. Ini termasuk dana pendapatan yang diinvestasikan dalam saham yang membayar dividen secara teratur.

  1.  Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana lain dan sebagian besar investasi lainnya. Mereka dibatasi oleh hukum untuk berinvestasi hanya dalam investasi jangka pendek berkualitas tinggi tertentu.

👉 TRENDING:  Faktor Yang Membuat Kenapa Harga Saham Bisa Naik

Pengembalian dana pasar uang seringkali lebih rendah dari pada dana obligasi atau saham. Mereka rentan terhadap kenaikan inflasi. Uang Kamu akan dipotong sebesar 1% jika dana pasar uang membayar tingkat jaminan sebesar 3%, tetapi inflasi naik 4% selama periode investasi.

  1. Dana Pendapatan Tetap

Dana obligasi juga dikenal sebagai dana pendapatan tetap . Mereka berinvestasi dalam utang perusahaan dan pemerintah dengan tujuan memberikan pendapatan melalui pembayaran dividen. Dana obligasi sering dimasukkan dalam portofolio untuk meningkatkan pengembalian total Kamu dengan memberikan pendapatan tetap saat dana saham kehilangan nilainya.

Sama seperti dana saham dapat diatur berdasarkan sektor, demikian juga dana obligasi. Mereka dapat berkisar dari risiko rendah, seperti obligasi Treasury, hingga sangat berisiko. Hasil tinggi atau “obligasi sampah” dianggap sangat berisiko. Mereka memiliki peringkat kredit yang lebih rendah daripada obligasi korporasi kelas investasi.

Reksa dana obligasi menghadapi risikonya sendiri, meskipun seringkali lebih aman daripada reksa dana saham. Penerbit obligasi mungkin gagal membayar kembali utangnya. Ada kemungkinan bahwa suku bunga akan naik, yang dapat menyebabkan nilai obligasi turun. Dan ada hubungan terbalik antara nilai obligasi dan suku bunga ketika suku bunga turun.

Dan ada juga kemungkinan obligasi akan dilunasi lebih awal. Manajer mungkin tidak dapat menginvestasikan kembali hasilnya dengan cara yang memberikan pengembalian setinggi-tingginya jika ini terjadi.

  1. Dana Hibrida

Jenis dana keempat, hibrida, menggabungkan berbagai jenis dana. Mereka dapat diatur agar sesuai dengan kebutuhan investor. Jenis dana ini berinvestasi dalam ekuitas dan obligasi. Ini tidak hanya memberi dana tersebut daya tarik risiko yang lebih kecil, tetapi juga sering memberikan pengembalian yang layak bagi investor baru. Mereka bisa bekerja dengan baik untuk Kamu jika Kamu membutuhkan pendekatan yang disesuaikan.

👉 TRENDING:  Investasi Rendah Risiko: Emas atau Reksadana, Mana yang Lebih Baik?

Bonus dari dana hibrida adalah dalam diversifikasi portofolio. Mereka memungkinkan Kamu untuk mengalokasikan aset dengan cara yang berbeda selama Kamu memiliki dana tersebut.

Penutup

Sebuah dana yang diperdagangkan di bursa bukan merupakan dana sendiri, melainkan sebuah pilihan yang dapat kamu gunakan.

Informasi ini disajikan tanpa mempertimbangkan tujuan investasi, toleransi risiko, atau keadaan keuangan investor mana pun. Hal mungkin tidak tepat untuk semua investor. Investasi melibatkan risiko, termasuk kehilangan uang pokok.

Semua Investasi memiliki resiko yang berbeda, menganalisa informasi investasi yang tepat bisa membantu kamu mencapai tujuan dalam berinvestasi.